KAMPUNG BARU| Bila desa ada pemasukan pendapatan, sudah barang tentu akan sangat membantu kemakmuran masyarakat. Untuk itu desa perlu melihat potensi dan mengembangkanya untuk mendapatkan pendapatan desa.
Takengon Barat, sebuah desa di Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah, juga memiliki sejumlah potensi pemasukan pendapatan desa, bila dikelola secara professional. Untuk mewujudkan “impian” itu, Reje Takengon Barat menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Badan Usaha Milik Kampung (BUMK).
Kegiatan yang diikuti pengurus BUMK Sepakat Mandiri, merupakan BUMK di Kampung Baru sudah lama berdiri, namun pergerakan belum maksimal dalam mengembangkan dan menggali potensi untuk pendapatan desa.
Reje Takengon Barat, Zakaria, sangat berharap dengan adanya pelatihan ini, BUMK di wilayahnya dapat berkembangan dengan baik, mampu membantu mensejahterakan masyarakat.
Pelatihan yang dilangsungkan pada Rabu (15/11/2023) di Meunasah Al Hidayah, menghadirkan nara sumber yang kompeten dalam pengembangan usaha yang dikelola BUMK.
Kepala Bidang Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat kabupaten, dari kantor Pemerintah desa Aceh Tengah, Fajar Helmi, S. KPm, M. SP dipercayakan sebagai narasumber untuk menggerakan potensi pendapatan desa Takengon Barat.
Fajar Helmi dalam pelatihan ini mengurai panjang lebar apa yang harus dilakukan pengurus BUMK agar sumber keuangan dedsa bisa bertambah. Masyarakat bisa terbantu, dan pengelola BUMK juga mendapatkan pemasukan dari sana.
Fajar Helmi memaparkan peraturan pemerintah Nomor 11 tahun 2021 tentang BUM desa. Dia menjelaskan bagaimana BUMK itu, mulai dari pendaftaran badan hukum, Bumdes, anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART).
Bagaimana rencana kerja BUMK, kemudian unit usaha, bagaimana menggerakanya, kemudian bagaimana pertanggungjawabanya, pembagian hasil usaha serta serta persoalan kerugian.
Bukan hanya Fajar Helmi yang menjadi narasumber pada pelatihan ini, ada Alpin Fajri yang merupakan Pendamping Desa P3MD, juga menguraikan bagaimana BUMK yang baik. Penjelasan Alpin tidak terlalu berbeda jauh dengan Fajar Helmi.
Namun dia menguraikan bagaimana upaya mencari solusi dengan beragam persoalan yang dihadapi sebuah BUMK. Beragam persoalan yang muncul dari sebuah usaha ada solusinya, sudah pasti ada jalan keluarnya.
Dalam pelatihan itu pengurus BUMK juga dibekali dengan ilmu analisis SWOT, juga diberikan pemahaman bagaimana membuat proposal untuk pengembangan BUMK, serta bagaimana menggerakan organisasi, agar semuanya berjalan dengan baik. Apalagi pengurus BUMK Sepakat Mandiri, adalah pengurus baru.