KAMPUNG BARU| Takengon Barat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Baru, tidak jauh dari pendopo bupati Aceh Tengah, arah barat daya, juga memiliki potensi penjahit yang professional, dari sejumlah usaha lainya yang ditekuni warga.
Di kampung ini ada dua usaha menjahit yang lokasinya di rumah warga. Walau usahanya dirumah warga, namun usaha menjahit ini professional. Banyak pesanan yang diterima oleh pelaku usaha ini, sehingga membutuhkan karyawan.
Di dusun Tiga Takengon Barat misalnya, ada usaha menjahit yang ditekuni Ratina. Usahanya sudah berkembang dan sudah memliki HP dan sudah terdaftar, sudah memiliki izin usaha berbasis makro dari Menteri investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman modal.
Ratina sudah menekuni usahanya sejak 2008. Istri Reje Zakaria ini banyak menerima pesanan pakaian pesta, baju anak anak, gorden dan seprai. Dalam menjalankan usahanya, Ratina dibantu oleh 8 karyawan.
“Rata-rata pemesan untuk menjahit langsung datang ke kediaman kami. Baik itu pakaian untuk pesta, pakaian kerawang, pakaian anak anak. Kami juga memproduksi jilbab,” sebut Ratina, ketika disambangi di kediamanya, Rabu (29/06/2023).
Menurut Ratina, selain 8 karyawanya yang membantu usahanya, ada juga yang melakukan kursus di kediamanya. Jumlahnya mencapai 24 orang, namun mereka kursus bulanan, artinya mereka bisa datang silih berganti.
“Dari 8 karyawan yang membantu usaha ini, 4 orang diantaranya sudah mandiri, sudah membuka usaha menjahit sendiri, tinggal 4 lagi yang masih mendalami ilmu menjahit. Mereka murid kelas 4 dan kelas 6 SD,” jelas Ratina.
Usahanya bernama Cahaya Colection. Lokasinya di dusun Tiga Takengon Barat, di kediaman Reje Zakaria, yang saat ini menjabat sebagai kepala Kampung Takengon Barat.
Khusus untuk pakaian kerawang Gayo, Ratina menjelaskan, pihaknya memiliki mitra kerja yang khusus membordir kerawang, sementara menjahit pakaianya tetap mereka yang lakukan.
Selain menerima pesanan khususnya pakaian wanita, usaha ini juga menyiapkan jibab dan pakaian untuk anak-anak perempuan antara umur 1 sampai 5 tahun.
Ditempat usaha ini juga dipergunakan untuk sarana PKL (Praktek Kerja Lapangan) oleh pelajar yang menekuni usaha menjahit. Tahun ini akan ada beberapa PKL yang akan magang di sini, sebut Ratina.
Usaha menjahit Caya Collection ini telah memiliki HO dan sudah mendapatkan izin usaha dari Menteri investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman modal. Dalam mengembangkan usahanya, Cahaya Colletion mendapat pinjaman dari BPRS, dana Kurs dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Gayo.
Khusus untuk kursus menjahit, Cahaya Colletion sudah melakukanya sejak 2014 dimana pada saat itu biaya yang dikenakan hanya Rp 1.500.000 sampai mahir. Untuk tahun ini biaya kursus menjahit Rp 3 juta, jelasnya.
Selain di dusun Tiga, ada juga usaha menjahit professional di Dusun 1 yang dikelola Ica, nama usahanya Taman Jahit. Bila di Cahaya Collection ada pesanan pakaian pesta dan pakaian kerawang, pakaian wanita, di Taman Menjahit Dusun 1 ini lebih didominasi pakaian sekolah.
“Setiap tahunya ada pesanan pakaian sekolah dari beberapa sekolah. Sudah empat tahun kami menjahit pakaian anak anak sekolah,” sebut Ica.
Dalam membantu usahanya, Ica memiliki 2 karyawan tetap. Sebenarnya usaha ini memiliki sejumlah karyawan, namun kini mereka sudah mandiri dan sudah berkeluarga.
Menurut Ica, selain fokus pada pesanan pakaian untuk anak anak sekolah, di usaha Taman Menjahit ini juga menyiapkan jilbab. Namun mereka lebih fokus pada pesanan pakaian sekolah yang setiap tahunya cukup banyak pemesanan.
Menurut PNS yang punya keahlian menjahit ini, dia belum mendaftarkan usahanya secara resmi. Hanya menerima pesanan dari pemesan. Namun walau demikian, di usaha ini ada juga dijadikan sebagai tempat PKL.
“Pelan-pelan usahanya ini akan dikembangkan, walau saya sebagai PNS, namun memiliki dua karyawan dan ada sedikit waktu luang saya setelah pulang kerja untuk membantu menjahit,” sebut Ica.
Selian Ica, suaminya Edi Wahyuni yang juga tenaga P3K di Pemda Aceh Tengah, punya keahlian menjahit. Ada kalanya mereka bersama-sama menjahit disela sela waktu luangnya sebagai abdi negara.
“Tugas utama tentunya sebagai PNS, namun saya punya keahlian menjahit, usai dari kantor, ada waktu luang di rumah, saya turut membantu menjahit,” sebut Ica yang membuka usaha menjahit Taman Menjahit di kediamanya.
“ Khusus untuk jilbab memang ada stok dijahit, namun rata rata habis sebelum sempat untuk stok. Bahkan pernah ketika dilaksanakan pameran UMKM tidak sempat dipajang untuk pamaren, stok jilbabnya cepat habis,” sebut Ica mengenang pengalamanya.
Takengon Barat punya dua usaha menjahit yang professional. Keduanya memiliki konsumen sendiri. Cahaya Colletion lebih fokus pada pakaian wanita dan pakaian pesta, sementara Taman Jahit lebih fokus kepada pakaian sekolah. Selain itu mereka juga menyiapkan jilbab dan pakaian lainya.