KAMPUNG BARU|Dia telaten dan tekun dalam apapun pekerjaan bila sudah diyakininya. Bukan hanya ahli meracik kopi arabika setetes demi setetes (kopi tong), yang dikenal dengan sebutan kopi namun soal urusan furniture kemampuanya sudah teruji.
Banyak sudah karya karyanya yang membuat pemesanya “puas”. Mulai dari membuat meja, meubel dan membongkar mobil untuk dijadikan wadah menjual kopi arabika Gayo yang terkenal berkualitas dunia.
Warga Takengon Barat, Lut Tawar, Aceh Tengah memanggilnya Amalia. Soal furniture sudah ditekuninya selama 7 tahun belakangan ini, khusus untuk meja dan kursi. Sebelumnya dia ahli dalam urusan kursi meubel.
Saat ditemui di kediamanya, jalan Losmen Fajar, Kampung Baru, Rabu (21/06/2023), lelaki yang juga ahli bertani kopi ini, nampak sedang mempernis meja. Finishing dilakukanya. Meja dengan panjang dua meter ini, merupakan pesanan khusus.
Amalia dalam melakukan pekerjaanya lebih mengutamakan pesanan dari seseorang, jarang ada meja atau kursi yang dibuatnya untuk dipajang. Ditempatnya bekerja yang tidak terlalu lebar, jarang ada meja atau kursi yang lama parkir di sana.
“Rata-rata kursi dan meja merupakan pesanan. Demikian dengan muebel, ketika ada pesanan saya usahakan selesai tepat waktu,” sebut Amalia.
Kayu kayu berkualitas di Aceh Tengah seperti jenis grupel, nangka, lokop, pinus, dan kayu yang digemari lainya, dengan guratan serat yang khas sudah banyak dihasilkan Amalia sebagai fornitur.
Sebelumnya usahanya ini masih kurang ditekuninya, namun saat Kasat Lantas Polres Aceh Tengah dijabat Radhika yang memesan cukup banyak fornitur untuk kantornya dan keperluan lainya, ahirnya Amalia benar benar menekuni usahanya sebagai ahli fornitur.
Mulailah banyak pesanan. Bukan hanya sampai di sana, para pemilik mobil yang akan menggunakan sebagai mobil penjual kopi, juga menjadikan Amalia untuk mempermak mobilnya agar dapat digunakan sebagai tempat menjual kopi berkualitas dunia.
Selain ahli dalam urusan fornitur, Amalia juga juga mengolala penginapan Umah Beroker, walau hanya 6 kamar. Dia juga punya keahlian lainya dalam meracik kopi. Khususnya kopi dingin yang diraciknya setetes demi setetes, membutuhkan waktu yang lama. Ahirnya kopi itu diberi nama kopi tong.
Dengan tekun dia mengolah kopi jenis specialty, wine, natural dan beberapa jenis kopi modern lainya dengan pengolahan yang khusus. Setetes demi setetes kopi yang dikumpulkanya, menjadi kopi khas yang tidak dihasilkan peracik kopi lainya.
Ketika ditenguk, melekat ditenggorokan, bagi mereka yang sudah pernah mencoba kopi racikanya, akan merasakan rasa khas, penikmat kopi akan menebaknya bahwa kopi itu adalah racikan Amalia.
Tidaklah heran bila ada pesta-pesta di Takengon, para pemilik hajat jauh jauh hari sudah memesan ke Amalia untuk meracik kopi khas ini, waktunya memang lama, minimal 10 hari sebelum hari H sudah dipesan, karena kopi ini dikumpulkan setetes demi setetes.
Amalia merupakan lelaki yang punya talenta dan jiwa seni dalam pekerjaan, apapun pekerjaan yang ditekuninya, semuanya membuahkan hasil dan berkualitas. Anda ingin menikmati kopi racikanya, atau fornitur karya tanganya, datanglah ke Kampung Baru.