Takengon Barat Resmi sebagai Pilot Project Kampung Demokrasi Pengawasan Partisipatif

KAMPUNG BARU-  Ahirnya Kampung Takengon Barat secara resmi dinobatkan sebagai Kampung Demokrasi Pengawasan Partisipatif. Penobatan kampung di pinggir Sungai Pesangan sebagai kampung demokrasi sekaligus whorksop, berlangsung di Gedung Ummi, Pendopo Bupati Aceh Tengah, Senin (25/102021).

Pada lounching kampung demokrasi ini, Marini coordinator Divisi Pengawasan dan Hubal Panwaslih Aceh dipercayakan untuk membuka kegiatan. Menurutnya, ada lima kampung di Aceh yang menjadi desa binaan Panwaslih dalam kampung demokrasi.

“Untuk menentukan Takengon Barat sebagai salah satu kampung dari lima kampung yang ada di Aceh bukanlah hal yang mudah, namun melalui proses yang panjang, serta mengikuti jenjang tahapan,” sebut Marini.

Di Aceh sendiri, jelasnya, ada lima kampung yang dijadikan Panwaslih sebagai pilot project, untuk wilayah barat selatan, berada di Aceh Selatan, sementara dari pesisir timur Aceh dipilih Aceh Utara dan Biruen, serta di pusat pemerintahan, Banda Aceh dan wilayah tengah dipilih Aceh Tengah yang pilihanya jatuh kepada Takengon Barat.

Tidak mudah memang memilih kampung yang ada di Aceh untuk dijadikan pilot project. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Untuk Aceh Tengah dari 295 desa yang ada, terpilihlah Takengon Barat setelah melalui beberapa kali tahapan verifikasi.

Sementara itu, ketua Panwaslih Aceh Tengah, Vendio Ellafdi, SE, AK, dihadapan Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dan Panwaslih Aceh menyebutkan, dipilihnya Takengon Barat sebagai pilot project Kampung Demokrasi karena memenuhi persyaratan yang ditetapkan pihak Panwaslih.

Takengon Barat menurutnya mempunyai potensi untuk mengembangkan demokrasi, letak desa, partisipasi masyarakat, mobiltas penduduk yang tinggi, serta ancaman dan tantangan demokrasi. Semuanya dirangkum untuk dijadikan penilaian, serta bagaimana partisipasi masyarakat dan perangkat kampung dalam meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.

Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar pada sambutanya sangat mengharapkan Kampung Takengon Barat  benar benar menjadi pilot project dalam berdemokasi. “Ini merupakan langkah awal pemilu yang tertip, santun dan aman,” sebutnya.

Kiranya dikampung ini terbangun demokrasi yang baik, ada wadah demokrasi dalam menyalurkan demokrasi, bukan hanya membicarakan demokrasi di warung warung. Demikian dengan pendidikan demokrasi juga harus diberikan pemahamanya kepada masyarakat.

“Bagaimana demokrasi yang benar, santun, tertib dan aman. Yang benar berdemokrasi itu bagaimana. Misalnya jangan dikatakan politik itu kotor, namun pemain politik atau mereka yang punya kepentingan dalam politik yang kotor, sementara politik itu tidak pernah kotor,” sebut Shabela.

Bagaimana rakyat itu mempercayai demokrasi, bagaimana mereka mempercayai orang yang mereka pilih, inilah tugas kita untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi, menandakan demokrasi berjalan dengan baik dan kesadaran masyarakat semakin membaik.

Sementara Reje Takengon Barat, Zakaria, selain mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Takengon Barat sebagai Kampung Demokrasi pangawasan partisifatif, pihaknya juga berupaya agar kedepanya kampung ini semakin baik dalam berdemokrasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *